Jember, 2 Nopemver 2022, Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional. Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) BNPB menunjukkan bahwa jumlah kejadian bencana dan korban meninggal di Indonesia terdapat kecenderungan mengalami peningkatan. Bencana yang menelan korban meninggal paling banyak adalah akibat gempa bumi dan tsunami meskipun kejadian bencana yang sering terjadi adalah banjir. Fakta ini menunjukkan bahwa masyarakat belum memiliki kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami sehingga jumlah korban jiwa meninggal akibat bencana ini masih cukup banyak. Posisi Indonesia yang terletak pada 3 (tiga) lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik selain membuat Indonesia kaya akan cadangan mineral sekaligus mempunyai dinamika geologis yang sangat dinamis yang berpotensi menimbulkan gempa bumi dan tsunami.

Dan dengan bertambahnya sarana prasaran perkuliahan,termasuk gedung yang ada di Fakultas Teknik seperti Gedung Dekanat, Gedung Perkuliahan, Gedung Laboratorium Terpadu dan yang terakhir adalah Gedung ISDB dengan luasan sebagai berikut : Gedung Dekanat tiga lantai seluas= 2.795 m2,  Gedung Perkulihan tiga lantai

seluas= 7.883.99 m2, Gedung Lab. Terpadu dua lantai  seluas = 4.476 m2, Gedung Kantin dan UKM dua lantai seluas = 1.080.33 m2, dengan catatan Luas Lahan seluruh seluas= 35.620 m2,Terbangun 20% seluas = 4.657 m2, sisa lahan kosong ruang terbuka hujau seluas = 30.963 m2, luas jalan = 2.253 m2, Ruang Terbuka Hijau = Ruang terbuka hijau – Luas Jalan = 28.710 m2.

Sehingga di perlukan simulasi penanggulangan bencana khususnya Gempa bumi karena dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana gempa bumi, penyelenggaraan penanggulangan bencana yang dilakukan diantaranya termasuk kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan gempa bumi dilaksanakan untuk memastikan terlaksananya tindakan yang cepat dan tepat pada saat terjadi bencana.

Adapun kegiatan simulasi bencana ini bertujuan adalah : 1. Memberikan gambaran tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi berbasis civitas akademikan kampus Fakultas teknik Universitas Jember, dan 2. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan terkait peran dan dukungannya dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi gempabumi ditingkat Fakultas.

Acara diawali dengan pertemuan antara wakil dekan II Dr. Ir. Rr. Dewi Junita, K, ST.MT, Kepala BPBD kabupaten Jember Suparno, ST, Kordinator Pokja Tata Usaha  Satar, SE.MM dan Staf Umum dan Perlengkapan Ibu Yuyun Kurniawati, S.T. yang akhirnya menemukan titik temu yaitu semua staf baik dosen, PLP, Tendik dan Mahasiswa harus di latih menanggulangi kebencanaan khususnya gempa bumi.

Dalam sambutannya wadek II Fakultas Teknik Universitas Jember menjelaskan bahwa simulasi ini sangat penting mengingat Gedung Fakultas Teknik semuanya bertingkat.

Sedangkan Kepala BPBD kabupaten Jember menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat penting dan membutuhkan keseriusan yang tinggi dan membutuhkan koordinasi yang bagus contohnya Korlap yang harus pegang peranan yang mengatur berbagai tim Evakuasi, Tim Pertolongan Pertama /Kesehatan dan Tim Asesmen, semua Tim harus bergerak sesuai dengan tupoksi masing-masing dan Korlap selalu memonitor semua kegiatan.

Kegiatan simulasi berjalan dengan baik dan lancar  dan berakhir sekitar jam 12.15 wib.