Pengembangan KRAI merupakan salah satu kegiatan UKM Robotika Fakultas Teknik Universitas Jember yang memiliki tujuan untuk mengembangkan robot ABU oleh anggota UKM Robotika. KRAI adalah singkatan dari Kontes Robot ABU Indonesia, merupakan bagian dari Kontes Robot Indonesia yang diadakan setiap tahunnya. Pada kategori KRAI, setiap tim harus memiliki 2 jenis robot yaitu robot manual atau semi auto yang artinya harus dikendalikan oleh operator. Berikutnya adalah robot auto, robot ini tidak boleh ada campur tangan dari operator saat pertandingan berlangsung. Robot manual bertugas membawa Gerege dan melempar shagai, sedangkan robot auto bertugas membawa Gerege dari titik pengoperan Gerege sampai ke bukit.

Pada perlombaan KRAI ini, dari titk start robot manual akan melewati rintangan sambil membawa Gerege. Setelah Gerege diberikan ke robot auto, robot manual bertugas mengambil dan melempar shagai. Dengan waktu yang bersamaan, robot auto harus bersiap menaiki bukit saat pelemparan shagai. Setelah shagai dilempar dan menunjukkan sisi yang berwarna, robot auto harus naik ke puncak bukit dan menaikkan Gerege yang diterima tadi. Dengan begitu, tim akan dianggap menang.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 21 Oktober 2018 yang dilaksanakan di Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) kampus Universitas Jember. Pengembangan yang dilakukan adalah pada bagian robot manual, dengan menambahkan sensor rotary encoder dan komponen gyroscope. Kedua komponen ini akan mendukung sistem ordometry yang akan diterapkan pada robot manual.

Rotary Encoder Omron 600 p/r merupakan alat elektro mekanikal yang memiliki fungsi untuk memonitoring posisi anguler pada suatu poros putaran dan akan dikonversi ke bentuk digital agar dapat terbaca oleh mikrokontroler. Sensor rotary akan menghitung banyak putaran pada motor untuk mencapai posisi atau jarak tertentu. Hal inilah yang akan membantu sensor rotary dalam teknik ordometry.

Selanjutnya adalah gyroscope. Gyroscope sendiri adalah perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi dengan prinsip ketetapan momentum sudut. pada gyroscope terdapat gyro sensor untuk menentukan orientasi gerak dengan bertumpu pada roda yang berotasi dengan cepat pada sumbu. Selain itu, gyro sensor juga memiliki fungsi untuk mendeteksi gerakan sesuai gravitasi atau dengan kata lain mendeteksi gerakan pengguna (robot manual).

Lalu, ada pula pengembangan tentang teknik ordometry. Ordometry sendiri adalah penggunaan data dari sensor pergerakan (Rotary Encoder) untuk memperkirakan perubahan posisi dari waktu ke waktu. Odometry ini akan memetakan posisi robot dalam sumbu Cartesian, sehingga didapatkan data posisi berupa titik koordinat (path) dan arah hadap (heading) dari robot manual. Untuk merealisasikan hal ini, digunakan perhitungan jumlah pulsa yang dihasilkan oleh sensor rotary encoder setiap satuan ukuran yang kemudian dikonversi menjadi satuan millimeter. Untuk perhitungan posisi robot terdapat rumus tersendiri yang harus diperhatikan.

Untuk desain pemasangan rotary encoder ini dipasang sejajar dengan roda utama. Jadi robot manual akan memiliki roda utama dan roda rotary. Pada roda utama digunakan roda omni dengan diameter 127 milimeter, sedangkan roda rotary digunakan roda omni 60 milimeter. Kedua roda akan dipasang sejajar pada tiap motornya.

Dengan adanya pengembangan-pengembangan ini, diharapkan tim KRAI Universitas Jember akan mampu untuk mengalahkan tim-tim dari perguruan tinggi lainnya dan dapat meraih juara di ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) khususnya pada bagian KRAI pada tahun 2019 mendatang.