[10.06.2021] Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Fakultas Teknik Universitas Jember yang diwakili oleh Dr. Ir. Triwahju Hardianto, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Jember dengan PT.Metro Mesin Mendunia yang diwakili oleh Nanang Suherman, S.Psi, SE., Selaku Direktur Utama PT. Metro Mesin Mendunia dalam rangka mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Penandatanganan kali ini merupakan payung hukum atas program Merdeka Belajar Kampus MerdekaMerdeka Belajar Kampus Merdeka seperti magang industri dan dan implementasi perkawinan antara lembaga perguruan tinggi dan dunia industri. Magang industri diberlakukan pada  Program studi yang ada di Fakultas Teknik Universitas Jember yaitu program studi Diploma III Mesin, Diploma III Elektro dan Diploma III sipil, serta Program Studi S1 yang ada di Fakultas Teknik Universitas Jember yakni S1 Teknik Mesin, S1 Teknik Elektro, S1 Teknik Sipil, S1 Teknik Kimia, S1 Teknik Perminyakan, S1 Teknik Konstruksi Perkapalan, S1 Perencanaan Wilayah Kota, S1 Pertambangan, S1 Teknik Lingkungan.

Permasalahan rekrutmen selalu terkait dengan dua hal: susahnya mencari kandidat yang pas sehingga memakan banyak waktu dan biaya dalam proses seleksi; dan rendahnya retensi pegawai baru akibat tidak cocoknya dengan kondisi riil dunia industri yang dimasuki. Kedua hal ini menjadikan proses rekrutmen dan seleksi yang dilakukan secara tradisional menjadi sangat tidak
efisien. Satu perusahaan pernah mengaku bahwa mereka mengeluarkan biaya tidak kurang dari Rp150 juta untuk setiap pegawai baru yang mereka bisa rekrut; dengan tidak ada jaminan pegawai tersebut akan bertahan lebih dari setahun di masa depan.

Pada November 2020, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud) mengajak 200 akademisi dan 200 praktisi industri untuk memetakan permasalahan yang dirasakan mahasiswa dan industri terkait program magang yang berjalan selama ini. Ditemukan 5 masalah yang umum terjadi dalam program magang
dan mestinya bisa diselesaikan:
1. Mahasiswa kesulitan mencari tempat magang;
2. Minimnya supervisi atas proses magang yang ada;
3. Tidak selarasnya durasi dan waktu magang antara kampus dengan industri;
4. Kebijakan yang belum mendukung; dan
5. Minimnya kontribusi hasil magang bagi industri.

Penggalian lebih lanjut bahkan menunjukkan adanya 5 masalah yang layak dijadikan sebagai proyek yang harus diselesaikan:

1. Belum adanya proyek yang jelas yang bisa disinergikan dengan program magang mahasiswa;
2. Belum adanya kebijakan yang mendukung program magang berkualitas di Indonesia;
3. Masih sulitnya mahasiswa dalam beradaptasi dengan ritme dan budaya perusahaan;
4. Keahlian dan kompetensi mahasiswa sering kali tidak bisa memenuhi kebutuhan industri; dan
5. Mahasiswa tidak mendapatkan supervisi yang memadai ketika menjalani program magang.

Sebagaimana menanam benih, manis buahnya tentu akan diperoleh jika tanaman tersebut dipupuk, dirawat, dan dipelihara, hingga berbunga dan berbuah. Demikian halnya rekrutmen pegawai. Pihak industri tidak bisa hanya menunggu kampus meluluskan talenta-talenta berkualitas, yang siap dipetik dan menjalankan pekerjaan dunia industri. Kampus juga harus berhenti berkutat pada permasalahan akademis dan internal kampus saja, dan berharap alumninya mulus terserap ke dunia industri (Nurwardani, 2021).

Nanang Suherman, S.Psi, SE., Selaku Direktur Utama PT. Metro Mesin Mendunia sangat mendukung terjalinnya kerja sama antara kedua belah pihak. Harapannya semua lulusan lebih mudah dan siap untuk bekerja di dunia industri karena muara pendidikan tinggi adalah bagaimana bekerja sesuai bidangnya. Implementasi kerjasama yang berfokus pada persyaratan program pemerintah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yakni adanya Perjanjian Kerja Sama antar fakultas yang menjadi perguruan tinggi tempat mahasiswa melaksanakan program MBKM diharapkan menjadi awal terlaksananya hubungan sinergi antara kedua belah pihak.