Berdasarkan pada data laman pddikti.kemdikbud.go.id, jumlah total program studi S1 (Sarjana Akademik) saat ini menduduki proporsi 84,8 % sedangkan Diploma Empat (Sarjana Terapan) 2 % dan Diploma Tiga sebesar 13,1 %. Ketidaksepadanan prosentase jumlah prodi Diploma Empat dengan S1 tersebut mengakibatkan banyak kebutuhan jabatan/pekerjaan yang selayaknya menjadi porsi lulusan   Diploma Empat (Sarjana Terapan) diisi oleh lulusan S1 (Sarjana Akademik). Untuk itu Dirjen Diksi pada saat sekarang tengah berupaya meningkatkan jumlah prodi Diploma Empat melalui transformasi dari prodi Diploma Tiga yang telah ada saat ini, dengan kebijakan Pengembangan Program Sarjana Terapan Berbasis Industri dan mekanisme penyediaan anggaran Dana Kompetitif Kampus Merdeka Vokasi 2021.

Pengembangan dan Peningkatan kualitas & relevansi pendidikan tinggi pada prodi Diploma Empat (Sarjana Terapan) selaras dengan upaya peningkatan daya kompetitif Indonesia di era revolusi industri 4.0, dimana dalm laporan Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2020 yang diterbitkan oleh INSEAD (Institut Européen d’Administration des Affaires), Indonesia cukup tertinggal dari negara-negara ASEAN lainya, dengan nilai skor total 41,81 menempati peringkat 65, sementara itu Singapura menempati puncak peringkat 3 (skor : 78,48); diikuti oleh Malaysia peringkat 26 (skor 60,04); Brunei Darussalam peringkat 38 (skor 52,17) dan Filipina peringkat 46 (skor 47,52). GTCI diterbitkan oleh INSEAD sejak tahun 2013 dan reguler tiap tahun melakukan pemeringkatan tingkat kompetitifitas dari 132 negara.   Terkait dengan bidang pendidikan tinggi, maka pilar output dari GTCI yakni Global Knowledge Skills (GK Skills) adalah hal yang paling relevan untuk dikaji.  GK Skills berkaitan dengan high-level skill yang merupakan ranah dari pendidikan tinggi (tertiary education) didefinisikan sebagai hal yang berkaitan dengan pekerja berpengetahuan profesional, kemampuan manajerial atau peran kepemimpinan yang membutuhkan kreativitas dan pemecahan masalah. Dampak ekonomi dari output ini dievaluasi berdasarkan indikator inovasi, kewirausahaan dan pengembangan industri bernilai tinggi. Dalam hal ini Indonesia menduduki peringkat lebih rendah lagi yakni 84, Singapura peringkat 1, Filipina 32 , Malaysia peringkat 33 dan Brunei  peringkat 37.

Minggu 25 Juli 2021, Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi (PTVP) mengundang dan mengadakan Evaluasi kelayakan PSBI (Program Sarjana Terapan Berbasis Industri) tahun 2021 terhadap proposal yg diusulkan oleh Tim D3 Teknik Sipil. Kegiatan evaluasi dihadiri oleh Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng, IPM. selaku Rektor Universitas Jember, Prof. Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D. selaku Wakil Rektor I Universitas Jember, Prof. Drs. Bambang Kuswandi, M.Sc, Ph.D. selaku Wakil Rektor III Universitas Jember, Dr. Ir. Triwahju Hardianto, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Jember, Tim Pengusul Program, serta Reviewer Program Competitive Fund Bapak Carlo dan Bapak Benno Rahardyan. Kegiatan tersebut juga dihadiri pihak dari Mitra Industri untuk memperkuat program CF adalah Bapak Jonathan dari General Manajer PT. Intidaya dan Bapak Yuris Sarifudin Direktur PT. Pracetak Bangun Indonesia. Semoga lancar dan sukses kepada tim D3 T.Sipil UNEJ.